PEMANFAATAN TEKNOLOGI NUKLIR UNTUK RADIOGRAFI

 

PEMANFAATAN TEKNOLOGI NUKLIR UNTUK RADIOGRAFI

Oleh: Raafi’u Bayumurthy Rashonda

Teknik nuklir adalah penerapan praktis bidang ilmu inti atom yang disarikan dari prinsip-prinsip fisika
nuklir dan interaksi antara radiasi dan material. Di Indonesia sendiri, masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui mengenai banyak aplikasi teknologi nuklir yang ada disekitar kita. Nuklir masih dipandang buruk
oleh sebagian masyarakat dikarenakan kejadian yang terjadi di Chernobyl pada tahun 1986 dan Fukushima pada
tahun 2011 yang lalu. Sedangkan masyarakat kurang memperhatikan banyak dampak baik yang dihasilkan oleh
nuklir juga. Aplikasi teknologi nuklir telah dimanfaatkan secara luas pada berbagai bidang, mulai dari bidang
,kesehatan, energi, industri, hidrologi, dan pangan. Dan seiring berkembangnya zaman dan teknologi, peralatan
yang digunakan dalam dunia medis juga berkembang dengan pesat. pada artikel kali ini saya akan membahas
tentang aplikasi teknologi nuklir di bidang kesehatan, terutama pada radiologi.

               Radiologi merupakan aplikasi teknologi nuklir dalam bidang kedokteran yang memanfaatkan sumber
tertutup (sealed source) ataupun sumber radiasi yang dibangkitkan dengan bantuan peralatan. Radiologi dibagi
lagi menjadi dua, yaitu radiodiagnostik dan radioterapi

1.      Radiodiagnostik

Radiodiagnostik adalah kegiatan penunjang diagnostik menggunakan perangkat radiasi sinar pengion (sinar-X) untuk melihat fungsi tubuh secara anatomi. Ahli dalam bidang ini dikenal sebagai radiolog (Sp.Rad). Tujuan dari radiodiagnostik adalah untuk mendeteksi adanya kelainan/kerusakan pada organ dan kanker pada tubuh dengan menggunakan pesawat sinar-X energi rendah dan hasilnya berupa citra anatomi. Dosis yang digunakan dalam radiodiagnostik tidak berbahaya bagi pasien yang terpapar pada interval waktu tertentu. Hal ini dikarenakan dosis yang digunakan relatif sama dengan dosis radiasi alam dan jauh lebih rendah dibandingkan dosis yang digunakan dalam radioterapi.

 Gambar 1: Mesin X-ray

 

Film yang ditempatkan pada bayangan seorang pasien akan menghasilkan citra dari bagian dalam tubuh pasien contohnya tulang akan tampak terang pada film. Lalu jika seorang pasien ingin memeriksa kondisi organ tertentu dalam tubuhnya, maka pasien tersebut harus menggunakan medium kontras balik dengan cara diminum ataupun disuntikkan.

Ada beberapa metode radiodiagnostik lain yang menggunakan teknologi sinar-X juga, yaitu metode mammography untuk mendeteksi keberadaan kanker payudara, metode fluoroscopy (X-ray "movie") untuk mengamati citra sinar-X dengan monitor secara langsung dan dinamik dengan paparan sinar-X secara kontinu pada pasien, dan metode computed tomography (CT Scan) untuk memberikan gambaran tentang sifat morfologik berdasarkan perubahan atau perbedaan transmisi radiasi melalui organ atau bagian tubuh pasien yang diperiksa.

 

Gambar 2: Mammography
Gambar 3: Fluoroscopy



Gambar 4: CT Scan



2.      Radioterapi

Radioterapi adalah tindakan medis menggunakan radiasi pengion untuk mematikan sel kanker sebanyak mungkin. Radioterapi menggunakan sumber tertutup pemancar sinar gamma atau pesawat sinar-X dan berkas elektron. Dalam radioterapi terdapat dua teknik, yaitu teknik teleterapi (sumber eksternal) dan brakiterapi (sumber internal). Pada teknik teleterapi, menggunakan sumber sinar gamma energi tinggi yaitu Cobalt-60 (Co-60) yang disimpan dalam kontainer metal yang tebal pada alat, posisinya dapat diatur sedemikian rupa sehingga kanker dapat diradiasi dari berbagai arah. Tumor ganas dikenai radiasi yang sangat kuat secara berulang selama jangka waktu beberapa minggu.

Radioterapi diberikan setiap hari dari berbagai arah secara tepat pada kanker. Dengan demikian kanker akan menerima radiasi dosis tinggi, sementara jaringan normal dan sehat di sekitar kanker hanya akan menerima dosis yang lebih rendah dengan tingkat kerusakan yang dapat ditoleransi oleh tubuh.

Dengan menggunakan pesawat LINAC (Linear Accelerator) telah memungkinkan untuk melakukan radioterapi kanker dengan keakuratan dan tingkat keselamatan yang tinggi. Dengan memanfaatkan teknologi Three Dimensional Radiotherapy (3D-CRT), telah berkembang metode pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya (gamma knife). Dengan teknik radiosurgery, kasus tumor ganas yang sulit dijangkau dengan pisau bedah konvensional dapat diatasi dengan baik tanpa membuka kulit pasien dan tanpa merusak jaringan normal diluar target.

 

 Gambar 5: Gamma knife untuk radiosurgery


Radioterapi juga dapat dilakukan menggunakan sumber terbuka yang diposisikan sedekat mungkin dengan kanker, metode ini dikenal sebagai brakiterapi. Sumber radiasi terbuka yang umum digunakan antara lain Iodium-125 (I-125), Radium-226 (Ra-226), Stronsium-89 (Sr-89), Samarium-153 (Sm-153), dan Itrium-99 (Y-99). Sumber radiasi dikemas dalam bentuk jarum, biji sebesar beras, atau kawat dan dapat diletakkan dalam rongga tubuh (intracavitary) seperti kanker serviks, kanker paru, dan kanker esopagus; Dalam organ atau jaringan (interstisial) seperti kanker prostat, kanker kepala dan leher, kanker payudara, atau dalam lumen (intraluminal).

Radioterapi juga dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada pasien kanker yang disebut sebagai tindakan paliatif. Dapat dilakukan baik dengan sumber radiasi tertutup atau linear accelerator.

0 Komentar