BRACHYTERAPY SEBAGAI METODE PENGOBATAN KANKER

 

BRACHYTERAPY SEBAGAI METODE PENGOBATAN KANKER

 

Riham Arfiyah

Jurusan Teknofisika Nuklir

Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia BRIN

E-mail:rihamarfiyah59@gmail.com

 

ABSTRAK

Brachyterapy telah menjadi suatu pengobatan yang efektif dari berbagai jenis kanker dan merupakan suatu modalitas pengobatan yang umum pada kebanyakan klinik – klinik radiotherapy. PRPN telah memiliki pengalaman dalm pengembangan brachterapy tipe Low Dose Rate (LDR) untuk terapi kanker servik (Leher Rahim). Namun proses penyinaran menggunakan tipe LDR dibutuhkan waktu lebih dari 5 jam sehingga kurang nyaman bagi pasien. Oleh karena itu PRPN mengembangkan engembangkan brachytherapy tipe Medium Dose rate (MDR) dengan aktivitas sumber tidak lebih dari 5 Currie. Dengan sistem ini, diharapkan waktu penyinaran menjadi lebih pendek. Kegiatan ini dibagi menjadi dua tahun. Tahun 2010 terdiri dari pengadaan perangkat lunak TPS dan desain Treatment Delivery System (TDS) dan konstruksi tahun 2011. Hasil penelusuran pustaka menunjukkan bahwa teknologi radiasi telah ada di Indonesia sejak tahun 1927. Sampai tahun 2013, terdapat 29 pusat pelayanan radioterapi di Indonesia.

Abstract

Brachytherapy has proven to be an effective treatment for different types of cancers and it become a common treatment modality in most radiotherapy clinics. PRPN has had experience in development of Low Dose Rate Brachytherapy for cervic cancer treatment. However the treatment process using LDR device needs 5 hours which makes the patient feel uncomfort. Therefore PRPN develops Medium Dose Rate Brachytherapy with radiation activity not more than 5 Currie. By using this system the expsure time will be shorter. The project is divided into two stages. Purchasing of TPS software and TDS design are held in 2010, and the construction will be in 2011.

keyword: brachytherapy, medium doserate, TPS, cervic

I.         PENDAHULUAN

Pemanfaatan teknologi nuklir kini berkembang pesat. Salah satunya pada bidang Kesehatan. Kanker leher rahin atau kanker servik termasuk salah satu dari sepuluh penyakit top dunia yang banyak merenggut nyawa manusia. Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 11.000 kasus kanker leher Rahim setiap tahun didagnosa di Amerika Serikat.  Di Indonesia, jenis penyakit ini banyak terjadi pada kaum Wanita yang berusia di atas setengah baya tetapi juga ditemukan pada Wanita usia muda. Hal ini menimbulkan banyak kekhawatiran karena proses penyembuhan tidak seperti penyakit – penyakit ringan lainnya. Poses penyembuhan kanker dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pembedahan, kemoterapi dan radioterapi. Pada kasus servik metode pengobatan yang banyak dipilih yaitu jenis internal radhiotherapi (brachyterapi) berupa terapi jarak dekat dengan menempatkan sumber tepat di daerah target atau daerah sekitar target. Penyembuhan melalui iradiasi (brachyterapi) merupakan Teknik yang banyak digunakan untuk penyembuhan kanker servik yang sudah parah.

Jenis zat radioaktif yang biasanya digunakan atau direkomendasikan dalam Brachytherapy adalah 192Ir, 103Pd dan 131Cs. Pengobatan Brachytherapy pada kanker serviks dapat dilakukan dengan mengelompokkan berdasarkan laju dosis sumber yang diberikan yaitu Low dose rate (LDR), Medium dose rate (MDR), dan High dose rate (HDR). Hal ini berkaitan dengan sumber radioaktif yang digunakan dalam brakiterapi. Mengingat konsep dasar brakiterapi yaitu radioaktif yang digunakan ditujukan langsung ke target. Dengan konsep dasar tersebut maka studi tentang dosimetri sumber dalam brakiterapi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui, hal ini untuk memastikan bahwa aktivitas sumber, jumlah sumber, umur sumber, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penggunaan sumber telah sesuai dengan yang diperlukan atau memenuhi persyaratan dalam pengobatan.

 Pada umumnya dosimetri laju dosis serap sumber pada Brachytherapy yang digunakan yaitu TG-43 yang dikeluarkan oleh American Association of Physicist in Medicine (AAPM) pada tahun 1995. TG 43 ini sebagai protokol kerja yang dapat meminimalisasi besarnya perbedaan informasi dosimetri yang telah ditentukan oleh para peneliti di seluruh dunia. Karakterisasi dosimetri ini telah diperkuat menggunakan percobaan langsung dan teknik simulasi monte carlo. Protokol ini lebih difokuskan pada sumber LDR namun formula TG-43 telah banyak digunakan dan hampir diterima secara internasional sebagai teknik dosimetri universal untuk laju dosis tinggi (HDR) dengan sumber iridium yang digunakan dalam sistem remote afterloading. Konsep dasar TG-43 memenuhi beberapa karakteristik yaitu kuat kerma udara, konstanta laju dosis, fungsi geometri, fungsi dosis radial dan fungsi anisotropi [3], dengan memenuhi semua karakteristik AAPM TG- 43 laju dosis serap sumber yang digunakan dalam brakiterapi dapat ditentukan.

II.      LANDASAN TEORI

Brachytherapy adalah jenis radioterapi yang digunakan untuk mengobati kanker dengan cara menaruh sumber radiasi secara langsung di daalam atau di dekat tumor ganas. Brachytherapy memberikan pengobatan yang lebih tepat dan mengurangi kerusakan di daerah jarungan yang sehat di sekitar tumor. Brachytherapy bisa menjadi pilihan pengobatan yang berdiri sendiri atau bisa digabungkan dengan pengobatan lain,seperti radioterapi eksternal atau Operasi.

Prosedur Brachytherapy, Brachytherapy dibagi menjadi dua metode: Di implantasi permanen, sumber radiasi ditanam ke dalam tumor secara permanen. Sumber radiasinya sekecil biji wijen dan mengeluarkan sedikit radiasi secara perlahan sampai sumbernya habis. Brachytherapy jenis ini sering digunakan untuk mengobati kanker prostat resiko rendah yang terisolasi. Di implantasi sementara, sumber radiasi ditanam langsung ke dalam atau dekat dengan sel tumor untuk sementara. Sumber radiasi mengeluarkan radiasi dosis tinggi. Brachytherapy jenis ini digunakan untuk mengobati kanker ginekolog, kanker paru-paru, kanker payudara, kanker prostat, kanker kepala dan leher, dan kanker anal. Dokter akan menentukan jenis pengobatan yang tepat untuk setiap pasien dengan mempertimbangkan faktor berikut: Letak tumor, Ukuran tumor, Klasifikasi risiko untuk kanker prostat lokal. Beberapa sumber yang digunakan pada pengobatan kanker melalui proses iradiasi dapat dilihat pada tabel berikut :


Proses pengobatan kanker menggunakan perangkat brachytherapy secara garis besar diuraikan pada gambar berikut:


Namun terapi ini memberikan efek kurang nyaman terhadap pasien karena waktu yang diperlukan untuk proses iradiasi lebih dari 5 jam. Dari pengalaman yang telah dimiliki maka PRPN merasa mampu untuk mengembangkan peralatan serupa yang dapat memberikan efek lebih nyaman terhadap pasien yaitu dengan mengembangkan Brachytherapy Medium Doserate. Ruang lingkup kegiatan yang dari pembelian perangkat lunak Treatment Planning System dan Desain Treatment Delivery System. Secara keseluruhan sistem ini akan dikembangkan menjadi telemedika untuk terapi menggunakan perangkat brachytherapy yang dikembangkan BATAN. Setiap sentra terapi hanya memerlukan perangkat brachyteraphy dengan petunjuk pelaksanaan terapi diperoleh dari TPS pada pusat rujukan. Dengan telemedika diharapkan akan lebih banyak sentra-sentra terapi yang dapat memberikan pelayanan brachytherapy. Secara garis besar perangkat brachytherapy untuk terapi kanker servik terdiri dari 4 komponen utama, yaitu sumber radiasi, perangkat penggerak sumber (treatment delivery system), perangkat lunak treatment planning system, dan perangkat kalibrasi. Perangkat kalibrasi sudah dibuat pada tahun sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama berupa desain perangkat penggerak sumber beserta sistem pengaturnya dan pengadaan perangkat lunak TPS. Secara garis besar sistem yang akan dikembangkan dapat dilihat pada gambar berikut:


Perangkat lunak TPS Perangkat lunak TPS merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk perencanaan penyinaran. Efek samping brachytherapy bervariasi dan setiap pasien mungkin mengalami efek samping yang berbeda dengan tingkat keparahan yang berbeda, tergantung lokasi kanker yang sedang diobati, tingkat stadium penyakitnya, dan komplikasi kesehatan lainnya. Pasien brachytherapy sebaiknya mendiskusikan efek samping yang bisa saja muncul dengan dokter mereka dan segera memberitahu ketika efek sampingnya muncul. Sedangkan keuntungan dari brachytherapy Meningkatkan efektifitas pengobatan karena radiasinya bisa dipusatkan di lokasi pengobatan, Efek sampingnya risiko rendah karena sumber radiasi bisa ditempatkan di dalam tumor atau daerah sekitarnya, sehingga meminimalisir kerusakan ke jaringan di sekitar, Brachytherapy adalah prosedur minim-invasif yang tidak memerlukan operasi besar,Bisa dilakukan rawat jalan,Durasi pengobatan pendek dan memakan waktu sekitar satu sampai lima hari dan Pemulihan lebih cepat dibandingkan operasi. Pasien bisa kembali ke aktifitas normal dengan cepat setelah menjalani prosedur.

III.   KESIMPULAN

Teknologi radiasi telah ada di Indonesia sejak tahun 1927, dan hingga tahun 2013 terdapat 29 pusat pelayanan radioterapi di Indonesia. Tahun 2010 terdiri dari pengadaan perangkat lunak TPS dan desain Treatment Delivery System (TDS) dan konstruksi tahun 2011. Brachytherapy memberikan pengobatan yang lebih tepat dan mengurangi kerusakan di daerah jarungan yang sehat di sekitar tumor. Terdapat dua tipe Brachytherapy tipe Low Dose Rate (LDR) dan tipe Medium Dose rate (MDR).

DAFTAR PUSTAKA

Perekayasaan Brachytherapy Medium Doserat, http://Perekayasaan Brachytherapy Medium Doserate

Bheratherapy Perawatan kanker,

   Brachytherapy - Perawatan kanker | Rumah Sakit Bumrungrad

https://www.bumrungrad.com › treatments › brachyther...

 

Jennifer S. Smith, PhD, MPH, Ethnic Disparities in Cervical Cancer Illness Burden and Subsequent Care: A Prospective View in Managed Care, THE AMERICAN JOURNAL OF MANAGED CARE, VOL. 14, NO. 6, 2008. General Catalogue 2004/2005, Oriental Motor, Japan, June 2005

 

 

 

 



0 Komentar