PERAN
IPTEK NUKLIR DALAM PEMULIAAN TANAMAN
UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI PERTANIAN
Nurzihan Defriyanti
Politeknik Teknologi
Nuklir Indonesia
BRIN
Jl. Babarsari Kotak POB
6101/YKKB, Ngentak, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55281
Email : nurzihandefriyanti003@gmail.com
ABSTRAK
PERAN IPTEK NUKLIR DALAM PEMULIAAN TANAMAN UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI
PERTANIAN. Pemanfaatan
iptek nuklir dewasa ini terus berkembang dan banyak dirasakan oleh masyarakat,
khususnya di bidang pertanian dan industri. Pemuliaan tanaman
memegang peranan penting dalam industri pertanian, khususnya dalam perakitan
varietas-varietas unggul, seperti tahan hama, tahan kekeringan, dan mempercepat
masa panen. Teknik mutasi merupakan salah satu metoda pemuliaan tanaman yang banyak
digunakan karena melalui beberapa tahap pengujian dan pemurnian
serta juga tidak mengandung residu bahan kimia. Teknik ini menggunakan bahan
mutagen, seperti sinar gamma, untuk menginduksi mutasi pada tanaman. Mutasi
dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman yang kemudian dijadikan sebagai
populasi dasar untuk seleksi dan program pemuliaan lebih lanjut.
Kata kunci : pemuliaan tanaman,
mutasi, varietas mutan, pertanian.
ABSTRACT
THE ROLE OF NUCLEAR SCIENCE IN
PLANT BREEDING TO SUPPORT AGRICULTURAL INDUSTRY. The utilization of nuclear science
and technology today continues to grow and is widely felt by the community,
especially in agriculture and industry. Plant breeding plays an important role
in the agricultural industry, especially in the assembly of superior varieties,
such as pest resistance, drought resistance, and accelerated harvest. Mutation
technique is one of the widely used plant breeding methods because it goes
through several stages of testing and purification and also does not contain
chemical residues. This technique uses mutagen materials, such as gamma rays,
to induce mutations in plants. Mutations can increase the genetic diversity of
plants which then serve as the base population for selection and further
breeding programs.
Keywords:
plant
breeding. mutation, mutant varietas, agricultural.
PENDAHULUAN
I |
ndonesia merupakan negara agraris
karena jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian cukup besar dengan
lahan yang luas dan subur. Maka tidak heran apabila sektor pertanian berperan
memiliki penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini karena sebagai sebuah
negara agraris, sektor pertanian mampu memberi penghidupan dan menciptakan
lapangan pekerjaan. Upaya yang telah ditempuh dalam peningkatan produksi
pertanian adalah melalui penerapan sistem panca usaha tani, yang salah satu
diantaranya adalah penggunaan benih/ bibit unggul tanaman yang dibudidayakan
untuk meningkatkan kualitas benih tanaman yang lebih unggul dan produktif.
Keunggulan suatu benih/ bibit
tanaman pada dasarnya ditentukan oleh faktor generik (gen) dan non-genetik
(lingkungan). Upaya dalam perbaikan genetik pertanian ditempuh melalui
penelitian pemuliaan tanaman. Pada umumnya pemuliaan tanaman bertujuan untuk
memperbaiki varietas tanaman yang sudah ada sehingga menjadi lebih unggul dalam
beberpa sifat, misalnya tanaman menjadi lebih tahan terhadap serangan hama dan
penyakit, berproduksi lebih tinggi, dan memiliki kualitas yang lebih baik. Untuk
mencapai tujuan tersebut pemuliaan tanaman menghendaki adanya keragaman genetik
yang tinggi sehingga dapat melakukan seleksi tanaman sesuai dengan tujuan
pemuliaan tanaman Yang dikehendaki. Peningkatan keragaman genetik
tanaman dapat ditempuh melalui bermacam metoda pemuliaan tanaman yailu metoda
introduksi, seleksi, hibridisasi, bioteknologi dan mutasi.
Pemuliaan tanaman degan teknik mutasi
merupakan salah satu teknik yang telah dikembangkan secara luas sebagai upaya untuk meningkatkan
keragaman genetik tanaman untuk mendapatkan sifat baru sebagai sarana untuk
perbaikan genetik tanaman, terutama pada tanaman yang selalu diperbanyak secara
vegetative sehingga keragaman genetiknya rendah atau untuk mendapatkan karakter
baru. Mutasi alami dapat terjadi disebabkan adanya sinar surya, maupun energi listrik seperti petir.
Mutasi buatan untuk tujuan pemuliaan tanaman dapat dilakukan dengan memberikan
mutagen. Mutagen yang dapat digunakan untuk mendapatkan mutan ada dua golongan
yaitu mutagen fisik dan mutagen kimia. Yang termasuk dalam mutagen fisik antara
lain sinar x, sinar gamma dan sinar ultra violet. Perakitan varietas baru
melalui mutasi telah berkembang luas, negara paling banyak menghasilkan
varietas baru adalah Asia, Amerika, Eropa, diikuti Rusia, Belanda dan Jepang. Adapun tanaman pangan paling banyak dikembangkan
adalah pada padi. Pada tanaman hortikultura seperti tanaman hias pengembangan
varietas baru hasil mutasi menduduki jumlah terbanyak, karakter
baru yang diperoleh antara lain
mutu hasil, rasa, warna, dan ukuran serta toleransi terhadap cekaman
biotik maupun abiotik..
Indonesia yang dikenal sebagai
negara agraris kini perlu untuk mempertimbangkan kembali penggunaan energi
nuklir. Sebab, manfaat nuklir dapat dirasakan untuk menunjang hasil pertanian
yang lebih baik. Untuk mencapai tujuan tersebut pemuliaan tanaman menghendaki.
METODE PEMULIAAN TANAMAN
Introduksi adalah upaya pemuliaan tanaman
dengan cara mendatangkan induk yang dari tempat lain, lalu dikembangbiakan
dengan proses vegetatif. Tanaman introduksi yang terseleksi memiliki daya
adaptasi baik, berproduksi tinggi dan atau memiliki sifat keunggulan lainnya
kemudian dapat dilepas menjadi varietas unggul baru. Sebagai contoh, varietas
unggul padi dan tanaman pengganti gandum merupakan hasil penelilian pemuliaan
tanaman melalui metoda introduksi. Seperti laporan 107 varietas unggul padi dan
tanaman pengganti gandum dimiliki IPB (Rektor IPB Arif Satria, 2023) yang
dikutip oleh Linna Susantai (2023), Institut Pertanian Bogor (IPB) University
hingga saat ini memiliki 107 varietas padi dan tanaman-tanaman pengganti gandum
sebagai solusi untuk peningkatan produksi pangan beras di tengah tantangan
krisis akibat perubahan iklim dan situasi ekonomi tidak stabil efek perang
Rusia dan Ukraina. Indonesia sudah menghasilkan
produk-produk tepung lokal sebagai substitusi gandum yang impornya semakin lama
semakin meningkat. Arif pun menyampaikan produk lokal
yang bisa seperti gandum banyak, ada sagu, ganyong, sukun, sorgum dan banyak
lainnya yang butuh sentuhan perguruan tinggi melalui peningkatan produktifitas.
Namun demikian, tidak sampai di situ, kata Arif, memang mau tidak mau produksi
pangan Indonesia harus menekan angka faktor kehilangan makanan (food lost) dan
sampah makanan (food waste) yang tercatat cukup tinggi.
Pemuliaan tanaman dengan seleksi dilakukan
dengan cara memilih genetik unggul dari sumber plasma nutfah yang ada kemudian dikembangkan
lebih lanjut menjadi varietas unggul baru. Metoda seleksi sering dikombinasikan
dengan persilangan (hibridisasi). Sejak dikenalnya hukum Mendel dalam ilmu
genelika, pemuliaan tanaman lebih intensif dilakukan-dengan hibridisasi yaitu melalui
persilangan tanaman (dalam spesies sama) yang memiliki sifat-sifat genetik yang
berbeda. Perpaduan genetik antara kedua tanaman yang disilangkan diharapkan
menghasilkan rekombinasi baru yang kemudian melalui proses seleksi dapat menghasilkan
galur atau varietas unggul tanaman. Sampai kini telah banyak dilaporkan
varietas unggul tanaman yang dihasilkan melalui metoda hibridisasi yang
memiliki nilai ekonomi tinggi.
Sejalan dengan semakin berkembangnya
ilmu genetika, maka akhir-akhir ini dikenal pemuliaan tanaman dengan
menggunakan bioteknologi. Pada prinsipnya teknik ini mirip dengan hibridisasi,
hanya saja materi yang disilangkan (ditransfer) pada teknik bioteknologi berada
pada tingkat gen. Transfer gen dapat dilakukan baik dalam spesies tanaman yang
sarna maupun yang berbeda. Gen yang ditransfer seharusnya telah diidentifikasi
sebagai gen unggul pengontrol sifat tertentu, misalnya gen pengontrol ketahanan
terhadap serangan hama dan penyakit. Tanaman yang telah menerima transfer gen
dikenal sebagai tanaman transgenik, dan apabila tanaman transgenik memang
memiliki keunggulan maka dapat dilepas menjadi varietas unggul baru. Namun demikian,
di banyak negara penggunaan tanaman transgenik sampai kini masih berada dalam perdebatan
(kontroversi) karena pemanfaatan tanaman transgenik sangat terkait erat dengan
isyu keamanan hayati (biosafety), keamanan pangan (food safety) dan keamanan
lingkungan (environmental safely), Setiap negara, termasuk Indonesia, perlu
menetapkan peraturan atau regulasi khusus untuk menjamin keamanan penggunaan tanaman
lransgenik.
MUTASI DALAM PEMULIAAN TANAMAN
Mutasi merupakan suatu proses
dimana suatu gen mengalami perubahan struktur dan/atau suatu perubahan sifat keturunan
yang mengakibatkan perubahan fenotipe yang diwariskan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Sedangkan radiasi adalah pancaran energi melalui materi
atau ruang dalam bentuk partikel atau gelombang elektromagnetik/ cahaya (foton)
dari sumber radiasi. Keuntungan pemuliaan tanaman dengan teknik mutasi radiasi
adalah prosesnya yang relatif cepat dibanding teknik lain, dapat memperbaiki
satu atau dua sifat tanaman, dan dapat menimbulkan sifat baru.
Teknik mutasi radiasi telah
dilakukan dilakukan BATAN sejak tahun 1980-an. Sebagai contoh adalah seleksi
pedigree varietas padi Cisantana dengan penyinaran radiasi sinar gamma dosis
0,2 kGy menggunakan irradiator gamma menghasilkan varietas baru yang diberi
nama Bestari. Perbaikan yang dihasilkan adalah dihilangkannya bulu pada gabah Cisantana.
Adanya bulu tidak disukai petani karena dapat menurunkan rendemen beras. Selain
itu, potensi hasil produksi juga meningkat dibandingkan dengan varietas
induknya, yaitu dari 7,0 ton/ha menjadi
9,42 ton/ha. Kadar amilosanya turun dari 23% menjadi 20,62%. Kadar amilosa
menentukan tekstur nasi, nilai kadar amilosa antara 10-20% tekstur
nasinya sangat pulen, antara 20-25% pulen dan diatas 25% merupakan nasi pera.
Dengan teknik mutasi radiasi BATAN
hingga saat ini telah menghasilkan 15 varietas padi unggul yang dilepas melalui
Surat Keputusan Menteri Pertanian. Hasil kegiatan pemuliaan tersebut merupakan
kontribusi kepada pemerintah dalam upaya meningkatkan produktivitas padi
nasional dan membuat petani memiliki banyak pilihan terhadap varietas yang
ingin ditanam. Selain itu juga dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa teknik
nuklir dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan petani dengan memanfaatkan
benih unggul yang lebih tahan terhadap penyakit tanaman dan hasil produksi
tinggi.
Dalam bidang pemuliaan tanaman,
metoda mutasi dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman sehingga
memungkinkan pemulia melakukan seleksi genotipe tanaman sesuai dengan tujuan
pemuliaan yang dikehendaki. Mutasi induksi dapat dilakukan pada
tanaman dengan perlakuan bahan mutagen tertentu terhadap organ reproduksi tanaman
seperti biji, stek batang, serbuk sari, akar rhizome, kultur jaringan dan
sebagainya. Apabila proses mutasi alami terjadi secara sangat lambat maka
percepatan, frekuensi dan spektrum mutasi tanaman dapat diinduksi dengan
perlakuan bahan mutagen tertentu (IAEA, 1977; Novak dkk., 1992; Van Harten,
1998). Pada umumnya bahan mutagen bersifat radioaktif dan memiliki energi
tinggi yang berasal dari hasil reaksi nuklir.
Mutagen adalah bahan-bahan yang
menyebabkan terjadinya mutasi. Bahan mutagen yang sering digunakan dalam
penelitian pemuliaan tanaman digolongkan menjadi dua kelompok yaitu mutagen
kimia (chemical mutagen) dan mutagen fisika (physical mutagen). Mutagen kimia
pada umumnya berasal dari senyawa alkyl (allcylating agents) yaitu berupa zat
kimia penyebab terjadinya mutasi antara lain kolkisin, digitonin, dan lain
sebagainya. Mutagen fisika bersifat sebagai radiasi pengion (ionizing
radiation) dan termasuk diantaranya adalah sinar-X, radiasi Gamma, radiasi
beta, neutrons, dan partikel dari asclerators (IAEA, 1977; Van Harten, 1998). Baik
mutagen kimia maupun mutagen fisika memiliki energi nuklir yang dapat merubah
struktur materi genetik tanaman. Perubahan yang tedjadi pada materi genetik
dikenal dengan istilah mutasi (mutation).
MACAM MUTASI
Mutasi Genom (Genome Mutation)
Mutasi ploidi tipe defisiensi
termasuk pengurangan jumlah genom, seperti barley diploid (HH) menjadi barley
haploid (H). Tanaman haploid dapat menghasilkan haploid ganda sehingga
menghasilkan galur homozigot, yang merupakan teknologi alternatif dalam
pemuliaan dan genetika tanaman pada banyak spesies. Haploid ganda dapat
diperoleh dengan menginduksi embriogenesis pada sel kultur haploid, untuk
menghasilkan genom ganda. Pada beberapa spesies tanaman terdapat mekanisme
alami yang dapat memacu pengurangan ploidy. Sebagai contoh, gen penginduksi
haploid pada jagung dan barley meningkatkan frekuensi embrio haploid pada biji
(Barret et al. 2008, Finch 1989). Ravi dan Chan (2010) memperoleh tanaman
haploid dengan teknik eleminasi genom yang dimediasi oleh centromer.
Penambahan genome, poliploidi
dengan cara duplikasi (autoploid) atau penambahan genom (alloploid) terjadi
secara alami dalam proses evolusi spesies tanaman dan juga memugkinkan
diinduksi secara buatan. Salah satu efek dari poliploidi adalah meningkatkan
volume nukleus, yang juga meningkatkan ukuran sel, jaringan, dan organ tanaman.
Alloploid memiliki tambahan genom
berbeda yang mengandung gen-gen yang berbeda, untuk memperkaya keragaman gen
dalam proses dan peluang meningkatkan heterosis (Lundqvist et al. 2012).
Beberapa contoh tanaman poliploid adalah:
1.
Triploid:
pisang, semangka, dan apel.
2.
Tetraploid:
randu, kubis, gandum durum, kentang, dan tembakau.
3.
Hexaploid:
gandum terigu, oat, triticale, dan krisan.
4.
Oktaploid
: dahlia dan strawberi.
Mutasi Kromosom (Chromosome
Mutation)
Kromosom merupakan organ dalam
nucleus sebagai tempat kedudukan gengen secara bersama-sama, yang juga dikenal
sebagai kelompok pautan (lingkage group). Kromosom memiliki dua lengan yang
panjangnya seimbang atau tidak, yang bersatu pada centromer. Setiap spesies
normalnya memiliki set kromosom standar yang disebut euploid. Genom dari
euploid yang tidak normal diistilahkan aneuploid yang merupakan penambahan atau
kehilangan satu atau lebih kromosom atau bagian kromosom. Duplikasi dan delesi,
khususnya hilangnya bagian dari kromosom, tidak dapat ditoleransi oleh
kebanyakan spesies diploid. Beberapa diploid mentoleransi penambahan kromosom,
tetapi duplikasi tersebut sering menghilang selama proses meosis. Pada generasi
selanjutnya, aneuploid kembali ke euploid. Poliploid memiliki lebih banyak
pengendali genetik dan tanaman aneuploid viable dapat diproduksi dari poliploid
(Lundqvist et al. 2012).
Mutasi Gen (Crene or Point
Mutation)
Mutasi gen dapat dibagi berdasarkan
perubahan dalam jumlah dan komposisi gen, yang terdiri atas:
1.
Mutasi
jumlah copy gen
Jumlah
copy gen (paralogus) dapat meningkat dan menurun oleh mutasi spontan atau
induksi. Duplikasi suatu gen dapat terjadi pada lokus mana pun dalam genom
meskipun kebanyakan terjadi pada kromosom homologus. Mutasi yang mempengaruhi
jumlah copy gen dapat menurunkan atau meningkatkan ekspresi gen yang
menghasilkan sifat tertentu. Perubahan dalam mutasi jumlah copy gen biasanya
berasal dari suatu produk kesalahan perpasangan selama proses meosis dan
rekombinasi. Namun, peristiwa mutasi yang umum adalah penurunan jumlah copy gen
yang efektif, disebabkan oleh mutasi titik.
2. Mutasi tak terstruktur:
perubahan pada sekuens DNA
Kategori
ini melibatkan perubahan dalam sekuens pasangan basa dari DNA. Mutasi juga
disebabkan oleh perubahan pada daerah yang tidak dikodekan (non coding region)
seperti promoter, intron, heterokromatin dan DNA repetitif. Mutasi gen
nonstruktural yang umum terjadi adalah sebagai berikut:
a.
Mutasi
titik: umumnya
diakibatkan oleh mutagen kimia. Mutasi ini melibatkan perubahan basa tunggal
dan dapat menghasilkan kodon missense (code untuk asam amino yang berbeda),
silent (diam, tidak ada perubahan asam amino), dan nonsense (kodon asam amino
berubah). Mutasi titik juga dikenal sebagai subsitusi basa tunggal, yang
berkontribusi terhadap polimorfisme nukleotida tunggal (SNP), insersi dan
delesi satu atau lebih nukleotida. Penggabungan keduanya disebut InDel, dapat menghasilkan
perubahan kodon dan frameshift pada codon reading frame dengan efek kuantitatif
dan kualitatif pada produksi protein. Mutasi pada daerah spesifik gen, seperti
promoter, daerah pengkodean, stop, intron dan sekuens 3' yang tidak
ditranslasi, insersi transposon, juga dikenal sebagai mutagenesis insersi.
Transponson merupakan sekuens DNA yang dapat berpindah, masuk atau keluar dari
kromosom. Biasanya transposon aktif karena stres lingkungan dan aktivitasnya
dapat mematikan atau mengaktifkan gen dengan masuk ke dalam gen.
b.
Mutasi
mutasi: Keadaaan
lingkungan tumbuh yang tidak teratur dari proses fisiologi yang beragam dapat
menghasilkan mutan fenotipik. Namun hal ini bukan bersifat genetik dan dapat
dibedakan dari mutasi sebenarnya dengan tidak adanya pewarisan sifat kepada
keturunannya. Banyak efek epigenetik yang kurang dipahami dan istilah tersebut
digunakan untuk banyak penyimpangan fisiologi yang disebabkan faktor lain yang
bukan genetik. Untuk memberikan pemahaman yang baik tentang hal tersebut adalah
metilasi DNA yang dapat mengganggu ekspresi gen normal. Metilasi merupakan
penyimpangan yang umum terjadi pada DNA tanaman yang dibiakkan dalam kultur
jaringan. Beberapa perubahan epigenetik dapat diwariskan pada saat pola
metilasi tidak secara sempurna diperbaiki di gamet dan setelah fertilisasi.
Hasil Induksi Mutasi
Badan Litbang Pertanian merupakan
salah satu lembaga penelitian yang telah menerapkan penggunaan sinar radiasi
untuk memperoleh varietas unggul dengan sifat khusus yang dikehendaki melalui
induksi mutasi. Induksi mutasi dengan iradiasi sinar gama pada tingkat in vitro
pada tanaman pangan (padi dan kedelai
toleran kekeringan, kedelai toleran keracunan Al, dan gandum toleran suhu
panas), tanaman buah-buahan (jeruk untuk kualitas hasil dan pisang untuk untuk
tahan penyakit Fusarium), tanaman obat (purwoceng), tanaman industri (nilam
untuk kualitas hasil minyak), dan tanaman hias (krisan, mawar, melati, gladiol,
anthurium dan artemisia terutama untuk kualitas bentuk dan warna bunga) telah
dilakukan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya
Genetik Pertanian (BB Biogen). Sedangkan untuk tanaman perkebunan, menurut
Maluszynski et al. (2000), pada tahun 1934 Indonesiatelah mengembangkan
varietas mutantembakau yakni Nicotiana
tabaccumvar. Vorstenland, berasal dari Clorina F1 melalui iradiasi pada biji,
tunas, kalus, dengan sinar X, dan gamma menghasilkan mutan denganwarna dan
kualitas daun lebih baik,tahan patogen, produksi lebih tinggi.
Pemuliaan dengan teknik mutasi
bukannya tanpa kelemahan. Mutasi iradiasi pada tanaman dapat menimbulkan
abnormalitas. Hal ini menandakan telah terjadi perubahan pada tingkat genom,
kromosom, dan DNA sehingga proses fisiologis pada tanaman menjadi tidak normal
dan menghasilkan variasi-variasi genetik baru. Abnormalitas atau bahkan
kematian pada populasi mutan (M1) merupakan akibat dari terbentuknya radikal
bebas seperti H0, yaitu ion yang bersifat sangat labil dalam proses reaksi
sehingga mengakibatkan perubahan (mutasi) pada tingkat DNA, sel atau jaringan.
Selain itu, perlakuan dosis iradiasi tinggi akan mematikan bahan yang dimutasi
ataumengakibatkan sterilitas.
Berbagai teknik pemuliaan tanaman
dilakukan untuk menghasilkan tanaman yang lebih baik melalui perbaikan genetik.
Begitu juga dengan pemuliaan melalui induksi mutasi. Mutasi yang diharapkan
adalah yang dapat menimbulkan keragaman pada sifat yang akan diseleksi sehingga
sifat atau karakter yang lebih baik dapat diseleksi, sementara karakter yang
baik pada tanaman/varietas asal tetap dipertahankan.
KESIMPULAN
Iptek nuklir dapat berperan dalarn
pemuliaan tanaman untuk mendapatkan varietas-varietas unggul tanaman. Pemuliaan
tanaman degan teknik mutasi merupakan salah satu teknik yang telah dikembangkan
secara luas sebagai upaya untuk meningkatkan keragaman genetik tanaman untuk
mendapatkan sifat baru sebagai sarana untuk perbaikan genetik tanaman, terutama
pada tanaman yang selalu diperbanyak secara vegetative sehingga keragaman
genetiknya rendah atau untuk mendapatkan karakter baru. Riset pemuliaan tanaman
dengan teknik mutasi telah dilakukan oleh BATAN yang menghasilkan 15 varietas
padi unggul yang dilepas melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian. Varielas
unggul dan siap untuk dikembangkan dalam mendukung pembangunan industri
pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. (2019). Jakarta Selatan: Kementerian Pertanian Badan LITBANG
Petanian. Tersedia dalam http://www.litbang.pertanian.go.id/info-aktual/1754/
Susanti, Linna. (2023). varietas
unggul padi dan tanaman pengganti gandum. Bogor: Institut Pertanian Bogor
(IPB). Tersedia dalam https://jabar.antaranews.com/berita/427236/107-varietas-unggul-padi-dan-tanaman-pengganti-gandum-dimiliki-ipb?page=all
Dina Fithriyyah, SP, PBT Ahli Muda,
Ditjen Perkebunan. (2011). Pemuliaan dengan Induksi Mutasi. Tersedia dalam https://estatecrop.com/index.php/pemikiran-2/85-pemuliaan-dengan-induksi-mutasi
0 Komentar