STRATEGI PENGEMBANGAN RISET DALAM BIDANG IPTEK NUKLIR
DALAM RANGKA PENYIAPAN SDM YANG
BERKUALIFIKASI TINGGI
Oleh
Nazwa
Rahma Vasa
PENDAHULUAN
TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SDM
DENGAN KEGIATAN RISET
PLTN dan bidang-bidang
aplikasi Iptek Nuklir lainnya memerlukan SDM yang handal dan berkualitas tinggi
agar dapat menjamin keunggulan aplikasi Iptek Nuklir tersebut serta
meminimalisir kemungkinan dampak-dampak negatif yang timbul. Tingkat
kualifikasi SDM yang diperlukan memiliki spektrum yang lebar sehingga untuk
memenuhi kebutuhan SDM yang ada dapat menggunakan berbagai metode seperti
pelatihan (khususnya untuk operator, teknisi umum, dan lain-lain), magang
(untuk SDM yang berkualifikasi umum baik namun perlu lebih mendalami masalah
lain secara lebih spesifik), serta pelibatan dalam riset (untuk SDM yang
dituntut memiliki kualifikasi perancangan, modifikasi, menguji disain dan
keselamatan suatu PLTN tertentu, irradiator gamma, akselerator,dsb).
Perguruan
tinggi memiliki potensi yang besar untuk berperan dalam pengembangan SDM ini.Pada
dasarnya mahasiswa terlebih dahulu diberikan bekal pengetahuan yang diperlukan
sebelum melakukan riset melalui perkuliahan, praktikum, serta studi indipenden.
Kegiatan riset ini memiliki tujuan umum seperti pembiasaan metodologi-metodologi
standar yang lazim digunakan para ilmuwan dalam bidang reaktor Nuklir ataupun
aplikasi Iptek Nuklir terkait, menemukan hal baru yang merupakan kontribusi
bernilai bagi Iptek Nuklir terkait, serta memenuhi standar minimal kualifikasi
SDM dalam bidang Iptek Nuklir tertentu.
METODE
STUDI KASUS SECARA LEBIH
SPESIFIK
Perancangan
Reaktor Nuklir Moduler Berumur Panjang Tanpa Pengisian Ulang Bahan Bakar
Perancangan ini sebagai
penelitian yang bertujuan untuk mendesain berbagai reaktor nuklir masa depan
yang sesuai dengan lingkungan alam dan kebutuhan masyarakat Indonesia, dengan
fokus utama reaktor moduler. Penelitian tentang ini didukung dengan
penelitian-penelitian yang telah kami lakukan sebelumnya.
Tentang
reaktor moduler ini ada beberapa aspek penting yang diharapkan dapat
ditunjukkan sebagai hasil penelitian ini:
1. Reaktor
moduler akan menghasilkan performansi keamanan yang lebih baik
dengan safety margin terhadap
kecelakaan yang lebih besar
2. Reaktor
moduler yang optimal akan ekonomis dan dapat bersaing dengan
reaktor besar
3. Sejumlah
reaktor moduler dapat memenuhi keseluruhan kriteria reactor
generasi IV : inherent safety,
memanfaatkan cadangan U-238, dapat membakar limbah, dan tak mudah
disalahgunakan untuk kepentingan lain.
4. Reaktor
moduler akan membantu mengatasi krisis energi listrik di Indonesia khususnya di
luar Jawa
Hasil
riset ini menghasilkan disain-disain optimal reaktor moduler dari beberapa tipe
LMFBR, LWR, HTGR, dan ADS. Selain itu juga akan dihasilkan disain rujukan untuk
pemilihan dan pengembangan reaktor nuklir kecil yang dapat diterapkan di luar
Jawa atau dalam konteks moduler menghasilkan daya besar untuk daerah pulau
Jawa. Data-data ini meliputi data disain dan performansi keselamatannya. Juga akan
dihasilkan rekomendasi tentang skenario penerapan energi nuklir berdasarkan
optimasi di atas.
Dalam
optimasi disain reaktor berpendingin Pb-Bi berukuran kecil yang dapat
dioperasikan dalam waktu lama tanpa pengisian ulang bahan bakar, telah ditempuh
optimasi core yang berumur lama dengan mengadopsi konsep penempatan bahan
fertil U-238 di tengah teras untuk menjaga agar rasio konversi internal teras
relatif konstan. Dengan demikian dapat diperoleh ekses reaktivitas yang kecil
selama operasi reaktor. Selanjutnya reflektor dibuat tak terlalu tebal; dan
bila perlu diberi bahan absorber untuk memaksimalkan koefisien densitas
pendingin. Dengan kombinasi ini dan penggunaan bahan bakar jenis nitrida maka
dapat diharapkan sistem dengan internal feedback yang memungkinkan kemampuan
inherent safety.
Tabel
2 menunjukkan parameter utama dari SPINNOR
dan VSPINNOR. Tampak bahwa untuk SPINNOR A umur operasinya adalah 15
tahun tanpa pengisian ulang bahan bakar untuk daya 55 MWth atau 20 MWe. SPINNOR B dapat dioperasikan dalam 25
tahun dengan daya 27.5 MWth atau 10 MWe. VSPINNOR
dapat dioperasikan dalam 35 tahun tanpa pengisian ulang bahan bakar untuk daya
17.5 MWth atau 6.25 MWe. Perlu ditambahkan di sini bahwa plutonium yang
digunakan di sini berasal dari hasil produksi di PWR setelah dibiarkan meluruh
selama 25 tahun. Ini dilakukan untuk mengurangi jumlah kandungan Pu-241 yang
akan meluruh menjadi Am-241. Pada fluks netron agak rendah seperti pada disain
reaktor kecil maka kandungan yang tinggi dari Pu-241 dapat menjadi masalah
karena proses meluruhnya ke Am-241 dapat menyebabkan hilangnya reaktivitas
secara signifikan.
Tabel
2. Spesifikasi
dari Disain SPINNOR dan VSPINNOR
Tabel
2 berisi sejumlah parameter netronik penting untuk SPINNOR dan VSPINNOR yang
meliputi fraksi netron tunda, konstanta balikan reaktivitas, reaktivitas void,
dan ekses reaktivitas sepanjang proses burn up.
Deskripsi
Umum Disain SPINNOR and VSPINNOR
Tampak
bahwa tanpa proteksi pematian reaktor maka reaktor ini dapat bertahan terhadap
kecelakaan hilangnya daya pompa secara total dengan mengalami kenaikan
temperatur di pendingin, kelongsong (cladding) dan bahan bakar yang selanjutnya
menyebabkan balikan reaktivitas negatif yang akan menekan daya untuk turun ke
level yang dapat ditangani dengan sirkulasi alamiah.
Untuk
meningkatkan kemampuan inherent safety terhadap kecelakaan yang diinisiasikan
oleh hilangnya daya pompa maka daya sirkulasi alamiah ditingkatkan dengan
memperbesar pitch dan diameter bahan bakar dan dengan menambahkan chimney.
Dengan demikian sirkulasi diperoleh minimal 30 % dari daya penuh dan jauh lebih
besar untuk ukuran daya yang kecil (SPINNOR B dan VSPINNOR) dan ini sangat
berguna agar sistem dapat bertahan secara internal terhadap kecelakaan
hipotetis. Selain itu juga tengah dilakukan optimasi untuk reaktor berbahan
bakar jenis oksida uranium dan oksida plutonium.
Selain
reaktor berpendingin Pb-Bi, juga dilakukan studi disain dan optimasi reaktor
daya kecil moduler berpendingin air yang dapat dioperasikan untuk waktu 10-15
tahun tanpa pengisian ulang bahan bakar. Di sini digunakan siklus bahan bakar
Thorium dengan pertimbangan bahwa untuk spektrum termal convertion ratio dari
siklus bahan bakar Thorium jauh lebih baik dari pada siklus bahan bakar
uranium-plutonium. Dengan demikian penggunaan siklus bahan 7 JFN, Vol.1 No.1,
Mei 2007 ISSN 1978-8738 bakar thorium diharapkan memungkinkan dirancangnya
reaktor daya moduler berpendingin air yang dapat dioperasikan dalam waktu lama
tanpa perlu adanya ekses reaktivitas yang sangat besar di awal siklus seperti
yang lazim terjadi pada reaktor daya berpendingin air konvensional (PWR, BWR).
Penelitian
dalam Bidang Data Nuklir, Siklus Bahan Bakar, dan Spektroskopi
Di bidang–bidang ini
cukup banyak mahasiswa yang dilibatkan dalam pengembangan kemampuan dalam
menguasai Iptek terkait dengan data Nuklir baik menyangkut modifikasi pustaka
data Nuklir untuk perhitungan homogenisasi sel bahan bakar, maupun
perhitungan-perhitungan yang lebih mendasar termasuk aspek komputasinya.
Menyangkut siklus bahan bakar dikembangkan analisis siklus bahan bakar dan
optimasi penanganan limbah Nuklir baik menyangkut reaktor PWR dan BWR yang saat
ini banyak digunakan, maupun untuk reaktor-reaktor lanjut generasi IV.
Hasil-hasil penelitian mahasiswa sangat baik dan banyak dipublikasikan dalam
seminar dan jurnal ilmiah. Menyangkut aspek instrumentasi dalam bidang Nuklir
cukup banyak mahasiswa yang berminat dan dilibatkan dalam pengembangan sistem
spektroskopi dengan berbagai bentuk aplikasinya.
KESIMPULAN
Pelibatan mahasiswa dalam
kegiatan riset merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk
menciptakan SDM handal dan berkualitas dalam bidang Nuklir khususnya yang
menuntut kemampuan analisis yang cukup tinggi, baik dalam bidang perancangan
netronik, perancangan termal hidrolik dan analisis keselamatan reaktor.
Berdasarkan pengalaman yang telah cukup lama (10 tahun lebih) mahasiswa S1–S2
maupun S3 dapat mengikuti kegiatan riset dalam bidang 9 JFN, Vol.1 No.1, Mei
2007 ISSN 1978-8738 reaktor Nuklir asalkan sebelumnya ditunjang dengan
perkuliahan dan praktikum yang memadai sehingga mereka memiliki kesiapan yang
baik. Riset dalam disain-disain reaktor Nuklir mutakhir tak berarti bahwa
mahasiswa tak mampu menangani reaktor konvensional. Mereka yang menangani
reaktor termal berbasis LWR inovatif dengan cukup mudah mampu melakukan
perhitungan dengan disain LWR konvensional.
DAFTAR
PUSTAKA
ZAKI SU’UD et al., 2005, ”Development of WEB based
Reactor Analysis
System”, Asian Physics December 7-8-2005, Grand Aquila Hotel, Bandung,
Indonesia.
MUH. NURUL SUBKHI and ZAKI SU’UD, 2005, ”Preliminary
Study of Small Long–
Life PWR Core with
Thorium Protactinium Fuelled”, Asian Physics December 7-8-2005, Grand Aquila
Hotel, Bandung, Indonesia.
ZAKI S. and SEKIMOTO, H., 1995, “Design and Safety
Aspect of Lead and Lead
Bismuth Cooled Long-Life
Small-safe Fast Reactor for Various Core Configuration”, Journal of Nuclear
Science and Technology 32/9. 3.
ZAKI S. and SEKIMOTO, H.,
1996, “Accident Analysis of lead or lead-bismuth Cooled
Small Safe Long-life Fast
Reactor Using Metallic or Nitride Fuel”, Nuclear Eng. And Design, 162(1996), p.
205-222.
0 Komentar